In My Opinion About Stip dan Pensil : Sarkasme Pendidikan dan Moral


Well, minggu lalu baru aja nonton film Stip dan Pensil di Bioskop, awalnya sempet ragu akan bercerita seperti apa film tersebut. Namun melihat ada Ernest, Indah dan Tatjana di dalamnya jadi semakin penasaran akan filmnya. Bagi kamu yang belum pernah lihat atau bahkan ngga tau sama sekali Stip dan Pensil itu film apa, hmm, coba lihat dulu trailernya disini :



Basically, it tells the truth of what happen in Jakarta lastly.

Tidak bermaksud untuk spoiler atau mengurangi jatah penonton, tapi kali ini aku review berdasarkan in my opinion, dan mencoba untuk tidak memaparkan ada kejadian apa dalam scene demi scene yang sudah aku tonton.

Sedikit review, untuk alur ceritanya jelas, dan ngga bikin pusing, script nya menarik dan lucu meskipun ada salah satu scene yang super duper absurd banget nggatau harus gimana. Transisinya bagus, dan as always acting para pemainnya ngga ragu lagi. i always adore Ernest Prakasa. ugh. Setelah comic 8 the movie, ngenest, cek toko sebelah. Honestly i never regreting to spend much money on weekend for watching you. Overall semuanya bagus, ku beri empat bintang dari lima.

Anyway, iba ngga sih lihat kondisi Ibukota yang semakin hari semakin menyedihkan? terutama dalam hal pendidikan dan moral anak kecil. semakin kesini ekonomi semakin melemah, mengakibatkan banyak masyarakat terlebih yang hidup dibawah standar kelayakan memiliki tuntutan wajib untuk memenuhi kebutuhannya dengan mencari nafkah, sadar atau tidak semakin banyak orang membutuhkan uang semakin banyak cara yang dihalalkan sendiri, tidak jarang yang mencopet, mengemis, anak kecil belum sekolah disuruh ngamen. Miris? banget. Solusi? ada, namun sudah sulit untuk menerapkan berbagai macam cara untuk menyadarkan mereka supaya 'belajar'.

Di trailer sempat disinggung, "kita udah bikin sekolah kenapa sepi ya," dan balasannya "iya anak sini tidak bisa baca," dan ketika mau masuk kelas ada satu anak di depan pintu minta uang tiga puluh ribu untuk satu kepala. kamu mau sekolah apa jajan taichan? kok minta duit :')

Sepayah itukah generasi penerus bangsa? melupakan pendidikan demi selembar mata uang? tidakkah ilmu kamu lebih mulia dari selembar angka? lagi-lagi kembali pada orang tua, bagaimana membangun karakter anaknya dan mendidiknya. Namun sayang, unit rehabilitasi sosial melaporkan bahwa sekurangnya ada 42 juta jiwa penduduk indonesia hidup tidak sejahtera akibat pengeluaran perkapita di bawah garis kemiskinan. (september 2014)

Tidak ada yang bisa disalahkan, semua kembali pada masing-masing individu. Aku sebagai pengajar di Desa yang juga kurang lebih (pernah) merasakan hal yang sama dengan apa yang terjadi di film Stip dan Pensil merasakan emosi yang luar biasa ketika nonton. Terlebih saat anak-anak yang seharusnya mendapat pendidikan yang layak namun lebih suka panas-panasan diluar sambil megang gitar menunggu di trotoar untuk diteriakin patroli.

Padahal, pendidikan itu penting banget lho. sesimple ucapan sapaan dan terimakasih, atau buang sampah pada tempatnya. meskipun terasa 'ah ngga penting paling juga diajarin sama orang tuanya' ahey, siapa bilang? anak konglomerat kalo orang tuanya sibuk juga anaknya nggatau gimana caranya terimakasih kalau ngga ada yang ngajarin.

Balik lagi ke stip dan pensil. Kebanyakan anak kecil yang ngamen di jalan mostly ngga bisa baca, sekalipun bisa itupun sedikit dan kalau kepepet pasti malas. Miris ngga sih? banget. Dan mereka akan lebih senang melihat duit ketimbang papan tulis.

Intinya, aku sedih melihat kondisi anak jalanan yang seharusnya mereka bisa bahagia dan ikut merasakan hal yang sama dengan teman sebayanya. Bukan teriak-teriakan menunggu diangkut patroli.

Generasi penerus bangsa, seharusnya dibimbing untuk memiliki citra positif dan semangat dalam menentukan passionnya.

Setidaknya ajarkan mereka bagaimana menghormati orang lain yang lebih tua dan juga bertutur kata yang sopan. Banyak sekali anak kecil masa kini yang mukanya bagus namun kata-katanya kasar, bahkan tidak patut untuk dilontarkan oleh anak seumurnya.

Anak jalanan yang katanya bergengsi tinggal di ibukota, masa kalah dengan anak di Desa? :)


Bagaimana Menteri Pendidikan? :D

Ada solusi untuk mengurangi jumlah anak jalanan dengan memberi pendidikan? :D


Comments